Islam mengajak manusia untuk saling bermaaf-maafan. Dan memberikan posisi tinggi bagi pemberi maaf. Ini kerana sifat pemaaf merupakan sebahagian daripada akhlak yang sangat luhur dan terpuji yang perlu diterapkan dalam seorang Muslim yang bertakwa. Allah swt berfirman: “…Maka barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas tanggungan Allah.” (Asy-Syura : 40). Dari Uqbah bin Amir, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, “wahai Uqbah, bagaimana jika kuberitahukan kepadamu tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah engkau menyambung hubungan persaudaraan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, hendaklah engkau memberi orang yang tidak mahu memberimu dan maafkanlah orang yang telah menzalimimu.” (HR.Ahmad, Al-Hakim dan Al-Baghawy).
Menurut Al-Raghib al-Asfahaniy “lebih tinggi nilainya daripada memaafkan. Kita juga dituntut untuk mampu kembali membuka lembaran baru dan menutup lembaran lama.”Let’s gone be by gone (yang lalu biarlah berlalu)” bangun kembali masa depan dengan semangat yang baru. Kita selalu lupa, karena kesalahan yang telah dibuat orang lain, kita lalu melupakan semua kebaikan yang telah dibuatnya. Untuk itu, kita juga seharusnya memperlakukan semuanya secara seimbang. Yang terbaik buat kita hari ini adalah bersama-sama membangun kembali dengan semangat baru, ketulusan hati dan semangat persaudaraan. Jangan ada yang berkata: “Tiada maaf bagimu”. Ahli hikmah mengatakan: ingatlah dua hal dan lupakanlah dua hal. Lupakanlah kebaikanmu kepada orang lain dan lupakanlah kesalahan orang lain kepadamu. Ingatlah kesalahanmu pada orang lain, dan ingatlah kebaikan orang lain kepadamu.
No comments:
Post a Comment